Jelang Akhir Penyelenggaraan, Antusiasme Masyarakat Kunjungi World Water Forum ke-10 Semakin Tinggi

May 23, 2024

|

News

Badung, InfoPublik - Jelang akhir penyelenggaraan World Water Forum ke -10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali antusiasme masyarakat yang hadir semakin tinggi.

Dibuktikan dengan melonjaknya kunjungan masyarakat yang mencapai angka 19.602 orang pada Rabu (22/5/2024).

Secara rinci, sebanyak 13.616 atau setara dengan 69 persen berasal dari Indonesia, sisanya 5.986 atau setara dengan 31 persen berasal dari luar negeri.

Jumlah total yang hadir itu, berasal dari jurnalis, peserta, panitia, exhibitor, delegasi, support person, dan pejabat tinggi dari berbagai negara.

Tujuan masyarakat menghadiri kegiatan itu, karena dari rangkaian gelaran World Water Forum ke -10 disemarakkan dengan expo inovasi pengelolaan air dari berbagai negara, seminar, diskusi panel, hingga dialog publik.

Sejumlah hal itu, menjadi magnet menarik perhatian masyarakat dari berbagai elemen masyarakat diantaranya akademisi, mahasiswa, peneliti, delegasi, hingga organisasi swadaya masyarakat.

Diketahui, penyelenggaraan World Water Forum ke -10 diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada 18-25 Mei 2024 mendatang.

Sebelumnya, Presiden Republik  Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) membuka Pertemuan Tingkat Tinggi atau High Level Meeting (HLM) World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (20/5/2024).

Forum air terbesar di dunia tersebut dikatakan Presiden RI harus menjadi momentum negara-negara di dunia untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dengan berbagi pengetahuan, mendorong solusi inovatif, dan mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.

“Ini untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan dan 1,18 juta hektare jaringan irigasi. Kemudian merehabilitasi seluas 4,3 juta hektare jaringan irigasi dan membangun 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengaman pantai.

Indonesia dikatakan Presiden, konsisten mendorong tiga hal pada forum. Pertama, adalah meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusifitas untuk mencapai solusi tantangan bersama terutama bagi negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air.

Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif sesuai kebutuhan negara penerima di samping mencegah persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas berdasarkan hukum internasional.

Ketiga, adalah memperkuat political leadership sebagai kunci dalam menyukseskan berbagai bentuk kerja sama menuju ketahanan air yang berkelanjutan.

Untuk itu Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Kawasan Asia Pasifik untuk ketahanan air dan iklim, tata kelola air yang berkelanjutan di negara-negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air untuk memastikan komitmen politik kita menjadi aksi nyata.

“Air bukan sekadar produk alam, tetapi produk kolaborasi yang saling menghubungkan dan mempersatukan kita. Preserving water is our collective responsibility,” ujar Presiden Jokowi menutup sambutannya.

 

 

Tag: