Ini Sistem Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan selama World Water Forum di Bali
May 23, 2024
|News
Nusa Dua, InfoPublik - Pulau Bali menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar pada 18- 25 Mei 2024. Segala pendukung kegiatan pun disiapkan dengan cukup baik, termasuk penanganan sampah.
Waste 4 Change bersama IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia) menghadirkan praktik penanganan sampah bertanggung jawab pada gelaran World Water Forum ke-10 ini.
Senior Campaign Partnership Spesialist Waste 4 Change, Pandu Priambodo menjelaskan, pihaknya menaruh puluhan set tempat sampah di sekitar lokasi Fair & Expo WWF ke-10 BNDCC.
Dalam satu set terdapat tiga kantung sampah sesuai dengan jenisnya yakni, sampah organik, kertas dan plastik.
"Kami sebar di BNDCC ini ada 30 set wet bin diantaranya, di Pecatu Hall, Pavilliun Indonesia, Pavilliun Country, hingga di area expo luar," ujar Pandu Priambodo ketika ditemui InfoPublik di BNDCC, Kamis (23/5/2024).
Ia memastikan ada puluhan petugas yang akan selalu mengontrol volume sampah di kantung- kantung tersebut.
"Untuk di tim kita sebut runner dan edukator yang bertugas untuk mengosongkan dan mengganti kantung sampah yang sudah penuh itu ada 10 orang setiap harinya," kata Pandu.
Selama gelaran World Water Forum ke-10 di BNDCC, jelas dia, setidaknya kurang lebih ada sekitar 3 ton sampah setiap harinya.
Pada Senin (20/5/2024), kata dia, total ada 3,912 ton sampah yang terdiri dari sampah botol kaca seberat 924 kilogram, plastik 189 kilogram, sampah kertas 304 kilogram, dan sampah organik 495 kilogram.
Ia menjelaskan, kantung sampah yang sudah penuh akan diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang ada di belakang gedung BNDCC.
Kemudian, tambah dia, sampah- sampah tersebut langsung dibawa ke lokasi pengolahan sampah Eco Bali.
"Jika di sini hanya ada tiga pemilahan, kalau di sana (Eco Bali) lebih detail ada 40 jenis material sampah," terang dia.
Selanjutnya, material daur ulang plastik yang bernilai tinggi akan diproses kembali menjadi bahan baku.
Sedangkan residunya akan diolah dengan teknologi RDF yang merupakan proses pengolahan sampah meliputi pengeringan untuk mengurangi kadar airnya menjadi kurang dari 25 persen.
Kemudian dicacah menjadi ukuran 2-10 cm agar nilai kalor meningkat. Hasilnya adalah serbuk-serbuk atau potongan-potongan seragam yang siap digunakan sebagai bahan bakar.
"Itu kita over ke fasilitas RDF yang ada di Jawa yakni Banyuwangi dan Cirebon," tutup dia.